Wartapati.com Gabus – Petani yang memiliki sawah di Desa Banjarsari Kecamatan Gabus, Pati terpaksa memanen padi dini. Kondisi itu dikarenakan limpasan Sungai Ngantru semalam mengakibatkan sawah yang berdekatan dengan sungai terendam air.
Saat memanen, petani menggunakan perahu untuk mengangkut padi ke tengah sawah. Padi tersebut seharusnya dipanen tujuh hari lagi. Tak hanya itu, petani juga mempersiapkan mesin dos (panen) di bahu jalan desa karena keterbatasan lahan untuk memisahkan padi dengan batang.
Hasil dari panen jauh dari kualitas padi yang diharapkan petani. Selain basah dan berpotensi busuk, padi juga belum terisi penuh sehingga mempengaruhi harga jual.
Petani warga Mustokoharjo yang memiliki sawah di Desa Banjarsari Sapari mengaku hasil panen sawah seluas 1,5 hektar hanya mampu menghasilkan 10 zak berisi 5 kwintal gabah basah. Padahal pada kondisi biasa, sawah Sapari mengahasilkan gabah sebanyak 25 zak.
“Air masuk semalam, sebelumnya belum naik. Hanya menghasilkan 10 zak sekitar 5 kwintal, biasanya sampai 25 zak. Ini usia 4 bulan seharusnya seminggu lagi batu panen. Gabah masih banyak yang kopong (kosong),” papar sapari, Sabtu pagi (26/1/2019).
Lanjutnya, jika tidak dipanen secepatnya, mengakibatkan gabah membusuk sehingga berpengaruh pada harga jual. Kondisi itu dikatakannya tidak ada waktu untuk menunggu sawah benar-benar surut.
“Kalau gak panen ya membusuk. Lama ini nunggu air surut. Saya pasrah saja karena setiap tahun seperti ini saat (musim) hujan,” kata Sapari.Nug
LIHAT JUGA petani sekitaran sungai mgantru panen padi dengan Perahu