Wartapati.com Tlogowungu – kemarau panjang kali ini memicu suhu yang sangat panas. Hal ini membuat produktivitas peternakan lele berkurang. Selain musim kemarau yang sangat terik ini, biasanya induk lele mampu berproduksi 80 ribu telur sekali tetas.
Ketika suhu sangat terik seperti ini, produktivitas induk lele menurun 75 persen. Hal itu dialami peternak lele asal Desa Tlogorejo Kecamatan Tlogowungu. Pada musim biasa, bibit lele mampu memenuhi empat kolam pemijahan, namun kemarau kali ini hanya menyisakan satu kolam pemijahan.
“Karena panas berpengaruh pada produktivitas telur dari induk lele. Biasanya dalam satu kali periode (2 bulan) induk mampu bertelur sekitar 80 ribu. Itu pun dengan persentase kematian 20 persen. namun panas kali ini hanya berproduksi seperempatnya saja saya taruh di kolam pemijahan,” paparnya, Kamis (10/10/2019).
Kondisi ini sangat berpengaruh pada hasil pendapatan Lilik dimana menurun 75 persen dibanding saat panen sebelumnya.
Belum lagi biaya operasional berupa listrik untuk memompa air termasuk cukup besar. Dia membutuhkan biaya 200 ribu rupiah dalam satu kali periode pembibitan lele.
“Alhamdulilah suplai air sangat bagus untuk wilayah Tlogowungu. Cuma pompa listrik saya pakai jet pump jadi listriknya cukup besar. Kalau pakan tergantung jumlah bibitnya ya. Biasanya untuk 10 ribu bibit lele menghabiskan pakan 500 ribu rupiah,” imbuh Lilik.
Lilik memanen bibit lele pada peternak pada usia dua bulan atau berukuran 5-7 cm dengan harga 100-120 rupiah.
Dengan kondisi yang sangat terik ini, Lilik berharap agar hujan lekas turun untuk menstabilkan suhu.Nug
JANGAN lupaLihat Juga Vidio ini