Wartapati.com JEPARA – Genangan air yang mengakibatkan banjir saat musim penghujan nampaknya menjadi keluhan bagi warga RT 2/1 Kauman Kabupaten Jepara. Pasalnya, Genangan air yang terjadi di musim penghujan kali ini tidak seperti biasa, sebab jika sebelumnya, genangan air bisa cepat surut, namun kali ini cukup lama bahkan sampai masuk menggenangi rumah warga.
“Kami datang kesini menghadap bapak Bupati atas keluhan warga soal banjir yang akhir-akhir ini lama surut saat musim penghujan, padahal biasanya, air cepat surut,”Kata M. Zainudin Aziz saat menyampaikan keluhan warga Kauman di ruang kerja Plt Bupati Jepara Dian Kristiandi Senin (24/2/2020).
Setidaknya ada lima warga yang menemui orang nomor satu di Pemkab Jepara itu untuk menyampaikan keluhan soal banjir yang terjadi di pusat kota akhir-akhir ini. Menurutnya, Untuk tahun ini genangan air lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya, padahal dulu banjir terjadi jika intensitas hujan terjadi cukup lama. Namun kini jika hujan 2 sampai 3 jam sudah timbul genangan.
“Warga setelah banjir pada 25 Januari lalu, kemudian berusaha mencari penyebab terjadinya banjir, dan ternyata yang menjadi penyebab penyempitan dimensi pintu keluar air, di ujung saluran dari belakang masjid agung,”Ungkap Fuad salah satu warga lain.
Penyempitan itu, Kata Dia, bisa terjadi akibat saringan air yang terbuat dari besi plat dan silindris di dekat rumah pompa di utara SCJ, sebab ketika dilakukan pengukuran oleh warga, untuk tebal saringan sekitar 2 sentimeter yang jumlahnya ada sekitar 90 buah, padahal Keberadaan saringan ini tentu sangat baik agar tidak ada benda-benda yang masuk ke pompa, hanya saja keberadaannya menghambat arus air, belum lagi lubang-lubang pompa yang hanya sebesar 50 cm,”Warga meminta
Pemkab melakukan evaluasi untuk mengatasi masalah banjir ini. Sebab, wilayah Rt 2 merupakan wajah kabupaten, secara logika dengan adanya pompa dan pintu keadaaan jauh lebih kering dan tidak ada genangan, Tapi kenyataannya genangan lebih lama sehingga setiap ada hujan menjadikan was-was warga,”Jelas Fuad.
Plt Bupati Dian Kristiandi mengatakan yang perlu dipahami bersama yakni banjir yang terjadi bukan karena faktor kesengajaan atau kelalaian. Pasalnya, Banjir yang terjadi pada 25 Januari lalu, Pemkab sudah melakukan langkah-langkah taktis untuk mengatasinya.
“Setelah banjir 25 Januari lalu, kami sudah perintahkan OPD terkait untuk mengatasinya,”Jelas Dian.
Selain itu, Lanjut Dian, Untuk proyek yang ada di Kaliwiso merupakan kegiatan dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana Semarang yang kini belum diserahkan secara resmi kepada Pemkab Jepara.
Akan tetapi, Pemkab jepara melalui OPD teknis telah melakukan evaluasi terhadap penyebab banjir yang ada.
“Informasinya, besok pagi BBWS akan datang ke Jepara untuk mengambil langkah-langkah lanjutan untuk mengatasi banjir ini. Hanya saja, kami meminta kepada dinas terkait jika sudah ada evaluasi, maka harus ada jaminan agar tidak ada lagi banjir di kota Jepara, supaya warga bisa nyaman dan nyenyak,”tandasnya.
Sementara Aris Setiawan, Kabid Penataan Ruang dan Pertanahan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Jepara menambahkan, sejak banjir pada 25 Januari 2020 lalu, pihaknya sudah menutup pintu air Bapangan yang mengarah ke Kali Wiso.
Harapannya, penutupan ini akan mengurangi debit air ke kali wiso, akan tetapi, di pintu air tersebut tidak bisa tertutup dengan baik dan masih rembes.
“Masalah lain yakni adanya pendangkalan di muara Kali Wiso, termasuk banyaknya perahu yang sandar di muara tersebut, kami juga sudah membuat pintu air dan melakukan normalisasi di saluran jalan kusumo utoyo untuk mengatasi banjir ini, dan besok pagi BBWS akan datang untuk mengevaluasi pemasangan pompa. Jika memang diperlukan, maka akan di bongkar dan disesuaikan untuk mengatasi banjir,”Paparnya.
Hadir dalam audiensi itu, Asisten II Sekda Jepara Mulyaji, Kabag Pembangunan dan Pengadaan Barang/Jasa Setda Jepara Hasanudin Hermawan, Kepala BPBD Arwin Noor Isdiyanto, DPUPR, Kepala DLH Jepara Farikha Elida dan OPD Terkait.
Kontributor : Jambrong
Editor : Wisnu