wartapati.com KUDUS – Baru Baru Ini Satu Pasien terinfeksi covid-19 di Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus Dinyatakan Sembuh, Dalam jumpa pers di pendopo kabupaten kudus (09/4), Plt Bupati Kudus selaku Ketua Tim Gugus Tugas Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 Kabupaten Kudus didampingi Direktur Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus serta juru bicara pencegahan dan pengendalian COVID-19 Kabupaten Kudus mengumumkan untuk pertama kalinya Pasien yang terjangkit Corona virus telah sembuh total.
“Saat ini, Hadir disini untuk sharing pengalaman sebagai pasien yang pernah terinfeksi covid-19 yang telah menjalani perawatan dan diisolasi akhirnya dapat sembuh total dari covid-19, itu artinya virus ini dapat disembuhkan” ungkap Plt Bupati Kudus selaku Ketua Tim Gugus Tugas Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 Kabupaten Kudus HM. Hartopo
Hartopo juga mengimbau kepada masyarakat agar jangan sampai memiliki rasa takut berlebihan terhadap pandemi covid 19.
“Bagi masyarakat Kudus, jangan terlalu ketakutan sehingga menjadikan beban dalam situasi pandemi saat ini, yang harus kita lakukan adalah selalu menerapkan pola hidup bersih dan sehat, rajin cuci tangan, selalu menjaga sosial dan phisycal distancing sesuai anjuran pemerintah serta gunakan selalu masker agar terhindar dari droplet atau percikan dari mulut saat berinteraksi”, jelasnya.
Plt Bupati Kudus selaku Ketua Tim Gugus Tugas Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 Kabupaten Kudus HM. Hartopo berpesan agar jangan menjauhi pasien yang tersuspect wabah ini.
“Saya mengingatkan kepada semua masyarakat Kudus agar jangan sampai mengucilkan atau membully seseorang baik berstatus positif maupun baru terduga covid-19, pasalnya mereka sangat membutuhkan dukungan dan motifasi, bukan untuk dijauhi”, pungkasnya.
Sementara itu, Sukarsih pasien terjangkit covid-19 warga asal Kecamatan Dukuhseti, Kabupaten Pati yang bekerja di Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus mengakui sejak 21 Maret 2020 bertugas di ruang isolasi khusus sehingga dirinya termasuk sebagai orang dalam pemantauan (ODP).
Mulanya, Keluhan yang dialami sebelumnya, yakni sakit perut, mungkin karena nyeri saat haid, dan diare. Saat diputuskan dirawat timbul batuk kering dan sesak nafas.
“Selanjutnya pada 27 Maret 2020 dokter menyarankan dilakukan CT Scan Thorax atau CT Scan dada dan hasilnya mengarah ke COVID-19, kemudian dipindah ke ruang isolasi khusus untuk pasien dalam pengawasan (PDP)”, jelasnya.
Pada 28 Maret 2020 pasien menjalani tes cepat (rapid test) dan hasilnya ternyata positif, kemudian dilakukan swab tenggorokan dua kali.
“Agar bisa sembuh, saya berupaya befikir positif dan semua obat dan masukan dari dokter selalu saya terima dan lakukan dengan suka cita,” ujarnya.
Saat itu, dia mengaku sangat takut setelah mengetahui hasil polymerase chain reaction (PCR) pada 3 April 2020 dinyatakan positif COVID-19.
Pada tanggal 4-5 April 2020 pasien kembali menjalani swab dua kali untuk memastikan kesembuhannya.
“Saya bersyukur ternyata pada 8 April 2020 mendapatkan informasi bahwa hasil PCR untuk kedua swab sudah negatif, sehingga dinyatakan sembuh dan bebas dari COVID-19, serta boleh pulang,” ujarnya.
“Total isolasi yang harus saya jalani selama 16 hari sejak mulai mengeluh sakit pada 25 Maret 2020 dan harus menjalani rawat inap”, sambungnya.
Ia bercerita bahwa obat untuk bisa sembuh dari COVID-19 hanya tiga, yakni vitamin, antibiotik dan suasana hati yang gembira.
Pada kesempatan tersebut, dia berpesan agar masyarakat tidak takut atau panik karena COVID-19, tetapi harus patuh saran pemerintah untuk “social distancing” atau menjaga jarak sosial serta “physical distancing” atau berdiam diri di rumah.
“Jangan lupa minum vitamin dan selalu pakai masker, batuk dengan etika batuk yang benar,” pungkasnya.
Kontributor : Adhie
Editor : Dianovery