Wartapati.com Rembang – Keberangkatan puluhan kapal dari Kabupaten Rembang ke Perairan Natuna masih menunggu kepastian dari Kemenko Polhukam RI. Namun secara garis besar, nelayan yang tergabung dalam Asosisasi Dampo Awang Bangkit siap berlayar ke Perairan Natuna.
Ketua Asosiasi Dampo Awang Bangkit yang juga Ketua Aliansi Nelayan Indonesia (ANI) Kabupaten Rembang Suyoto merencanakan ada 40 kapal berkapasitas lebih dari 70 Groston yang siap berangkat apabila mendapat persetujuan. Hanya saja keputusan pemberangkatan itu masih menunggu keputusan dari Kemenko Polhukam RI yang akan dibahas Senin pekan depan.
Lihat Juga Vidio 100 Kapal Juwana Siap Berangkat Ke Natuna
“Iya kami siap. Yang dibutuhkan ‘kan kapal besar 40 diatas 70 GT. Bukan serta merta berangkat langsung. Kita sanggup berangkat, tapi nanti dipanggil lagi Menkopolhukam. Karena resiko berangkat membawa orang itu tidak asal berangkat saja. Pastinya menunggu hasil rapat hasi Senin,” paparnya kepada Wartapati.com melalui selulernya, Kamis (9/1/2020).
Suyoto mengatakan perebutan area perairan dari banyak negara di Asia Tenggara karena pontensi hasil tangkapan yang sangat melimpah. Dari pengalaman yang dialami anggota ANI Rembang, saking melimpahnya tangkapan ikan di Perairan Natuna, pernah konflik di tengah laut dnegan kapal dari China, Vietnam dan Filipina.
“Pengalaman pernah, Mbah Haji Romli. Dia sekarang gak melaut. Ada kapal dari Vietnam Filipina dan China juga. Karena nelayan tidak tahu menahu dari mana (kapal) yang penting bukan nelayan Indonesia. Karena kami masih tradisional pakai es batu, pecahan botol yang dilempar ke kapal asing yang menyerang,” imbuhnya.
Ketua ANI Rembang menegaskan jika keputusan berhasil memberangkatkan anggotanya, diharapkan ada pengamanan dari pemerintah, tersuplainya Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan harga khusus dan yang terpenting adalah warga Natuna bisa menerima sudara nelayan dari Jawa.
Penulis : Nugroho
Editor : Dianovery