Wartatimes.com KUDUS – Rumuskan Brand Identity, Hartopo Ingin Kuatkan Karakter Kudus di sampaika Orang no satu di Kudus Dalam rangka penguatan Brand Identity, Pemerintah Kabupaten Kudus bersama stakeholder terkait melaksanakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) di aula perpustakaan IAIN Kudus, Selasa (8/2).
Dalam sambutannya, Bupati Kudus H.M. Hartopo mengatakan bahwa FGD ini mengambil tema “Brand Identity Sebagai Pijakan Penguatan Karakter Sebuah Kota”.
“Oleh karena itu, saya akan mengulas lebih jauh tentang pentingnya brand identity sebagai upaya untuk penguatan tampilan kota,” ucapnya.
Menurut Hartopo, ada dua tujuan esensial dalam proses pembangunan sebuah kota yaitu tujuan primer dan tujuan sekunder.
“Tujuan primer tentu sudah umum dalam setiap kota, maka perlu tambahan tujuan sekunder yakni bagaimana masyarakat bangga terhadap kota ini (pride to public) dengan cara menonjolkan karakteristik sebuah kota seperti kebudayaannya,” terangnya.
“Saya harap, dengan selesainya acara ini nanti akan ada sebuah tindakan kolaborasi yang riil tentang konsep city branding kudus kota empat negri,” harapnya.
Selain itu, Lanjut Hartopo,” Dengan demikian harapan kita wisatawan sepulang dari Kudus tak hanya membawa oleh-oleh khas yang berwujud fisik, namun juga membawa kenangan dan cerita sejarah yang tak ditemui di daerah lain,” pungkasnya.
Di sisi lain, Rektor IAIN Kudus Dr. H. Mudzakir berharap Kabupaten Kudus dapat memiliki tambahan ikon baru sebagai identitas kota agar dapat dikenal oleh kalangan luas.
“Ketika ada wisatawan yang menggelar kegiatan yang sifatnya nasional pasti mereka akan melaksanakan kegiatan city tour. Inilah kesempatan kita membangun citra Kudus lewat ikon yang dimiliki,” terangnya.
Oleh karena itu, Kudus ke depan perlu memberikan identitas lokal sebagai ciri khas yang dapat dikenal nasional bahkan dunia.
“Semoga FGD ini dapat menghasilkan rekomendasi menarik terhadap identitas Kudus yang khas hingga menjadikan Kudus menggaung dari segi brand nya di tingkat nasional bahkan internasional,” tandasnya. (Bukhori)