wartapati.com JEPARA – Pengurus Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) Kabupaten Jepara Selasa (7/7/2020). audensi dengan Bupati Jepara perihal santri asal jepara yang dalam waktu dekat ini akan kembali ke pondok tempat belaja masing masing
Hadir dalam audiensi itu, Wakil Ketua DPRD Jepara Nuruddin Amin, Ketua RMI NU Jepara Roshif Arwani beserta jajaran pengurus, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Jepara Agus Tri Harjono, Kepala Dinas Kesehatan Mudrikatun, Kepala Kantor Kemenag Jepara Muh. Habib, Wakil Ketua PCNU Jepara Hisyam Zamroni dan sejumlah perwakilan instansi terkait.
Dalam Audensi Tersebut bupati menyampaikan Bahwa Pemerintah Kabupaten Jepara akan memfasilitasi santri yang akan kembali ke pondok pesantren di luar Jepara. Fasilitasi tersebut diantaranya penyediaan transportasi hingga bekal multivitamin kepada para santri.
Dian Kristiandi menyampaikan saat ini semua pihak prihatin dengan adanya pandemi covid-19 ini. Tidak hanya dunia pesantren yang terdampak, melainkan hampir semua sendi kehidupan mengalami hal yang sama.
Dalam kesempatan itu, Andi yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Jepara ini meminta jajaran RMI untuk turut serta memberikan pemahaman kepada masyarakat soal Covid-19 ini.
“Di masyarakat masih ada salah pemahaman soal new normal. Ini menjadi tanggung jawab kita bersama untuk menyadarkan dan memberikan pemahaman. Jika hanya mengandalkan jejaring pemerintah maka akan kesulitan,” ujar Andi.
Sementara itu, Ketua RMI NU Jepara Roshif Arwani mengungkapkan, saat ini ada sekitar 250 santri yang akan kembali ke pondok pesantren ke luar Jepara. Yang terdekat dijadwalkan kembali yakni ke Kaliwungu, Kendal pada Rabu (8/7/2020) sekitar 40 orang santri. Santri pesantren lain yang juga akan segera kembali yakni ke Ploso dan Jogjakarta.
“Sebagian santri lainnya sudah kembali seperti yang ke Tegalrejo, Sarang dan Kajen,” katanya.
Dalam kesempatan itu, RMI NU Jepara juga meminta izin kepada Pemkab Jepara agar pondok pesantren bisa dibuka kembali. Dari 330 data pesantren yang ada di Kantor Kementrian Agama Jepara, ada 111 yang siap beroperasi kembali di era new normal.
“Di satu sisi fakta meningkatkan kasus covid-19 menjadi hal serisu yang harus ditangani. Akan tetapi, satu sisi jika pesantren tidak segera beroperasi, maka orangtua semakin khwatir dengan tumbuh kembang anak, khususnya pendidikan agamanya,” jelasnya.
Wakil ketua PCNu jepara Hisyam Zamroni meminta agar di pesantren ayng akan dibuka di Jepara disiagakan petugas kesehatan yang terintegrasi dengan puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya untuk screening santri yang masuk.
“Ini berdasarkan pengalaman yang saya dapat di sejumlah pesantren di luar Jepara. Mungkin di Jepara bisa diterapkan,” kata Hisyam.
Kontributor : Jambrong
Editor : Dianovery