Wartapati.com Pati – Relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) Alun-alun Pati dinilai terkesan dadakan (mepet). Ditambah pihak Paguyuban PKL yang menempati alun-alun tidak dilibatkan bermusyawarah jauh-jauh hari guna relokasi ke tempat baru.
Ketua Paguyuban PKL Alun-alun Pati Thukul mengungkapkan sosialisasi dan pembinaan PKL soal relokasi baru sekali ini saja. Sehingga pihaknya merasa tidak ada pilihan lain dan tentu kurang pas sesuai keinginan anggota paguyuban.
“Namun seolah-olah kami punya pilihan satu mau dan mau. Jadi untuk rekan tidak begitu sreg (pas). Misal jauh-jauh hari kita diajak rembukan, proses kan bisa, kalau seperti ini entah pahit harus kita telan,” katanya usai sosialisasi dan pembinaan bersama Bupati di Pendopo Kabupaten, Rabu (16/1/2019).
Baca juga : Penataan PKL ke Tempat Baru Merupakan Sikap Kepedulian Pemerintah Pati Terhadap PKL Sekitar Kota
Keinginannya mendorong pihak pemkab untuk mempertahankan kondisi yang dulu yakni masih berada berjualan di alun-alun. Thukul mengkhawatirkan relokasi ini ditunggangi pihak yang memiliki kepentingan di tahun politik ini.
“Kalau bisa ya opsinya kami minta mempertahankan dulu. Apalagi ini kan tahun politik, takutnya malah ditunggangi oleh orang politik malah jadi runyam. Misal pembangunan di Malioboro, tidak menggeser keberadaan PKL disitu. Saya penginnya gitu,” harap Thukul.
Terlebih, kesan rehabilitasi alun-alun yang dibangun megah setelah ditinggalkan memunculkan sikap semakin pesimis bagi PKL. Muncul kesan setelah disingkirkan, pusat keramaian kota justru dibangun menjadi lebih bagus.
“Kita sudah di pojokan disana, disisi lain alun-alun dibangun megah. Padahal sekarang zaman medsos banyak yang suka selfie, pusatnya pasti di alun-alun. Maka kami minta kaji ulang,” desak Ketua Paguyuban PKL Pati.
Baca juga : Bupati Pati Haryanto Tinjau Lokasi Penataan PKl dan Janjikan Perbaikan Tenda yang Rusak
Sementara itu Bupati Haryanto menjelaskan relokasi ini kebijakan dari Perda 13/2014, pihak Pemkab Pati sudah mengajukan renovasi alun-alun sudah lama, hanya saja baru terlaksana sekarang.
“Hanya saja berbagai pertimbangan kami ajukan untuk renovasi alun-alun karena untuk ruang public bukan kepentingan kelompok. Maka sebelum merehabilitasi, kami mengalokasikan relokasi khusus nya para PKL di Puri,” kata Bupati Pati.
Baca juga : Kena Hujan, Puluhan Tenda di Lahan Perhutani Pati Kocar-kacir
Haryanto menanggapi rasa kekhawatiran berbagai hal dari PKL merupakan hal yang wajar. Justru dengan adanya relokasi ini membebaskan waktu PKL untuk berjualan sepanjang hari, tidak terjadwal pada jam-jam tertentu.
“Dan di Puri kan tidak dibatasi jam, berjualan pagi sampai pagi lagi boleh kan itu dipusatkan yang ada di Pati. Missal kekhawatiran tidak laku, saya bersama wakil dan sekda, Disperindag dan Disdik juga membuat tahapan mengawal bagaimana PKL laku disana,” tegas Haryanto.
Pemerintah daerah menjanjikan bebas retribusi selama tiga bulan pertama dan kebijakan perbankan dalam hal angsuran yang masih ditanggung PKL. Relokasi PKL ke Lahan Perhutani Puri ini semata-mata mengembalikan ruang public alun-alun untuk keperluan masyarakat banyak.Nug/dianovery
LIHAT JUGA, Baru Pusat PKL kota Pati Bakal Jadi tempat hit baru.
[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=XtzLbPomcUc[/embedyt]