Wartapati.com Boyolali – Di tengah kisah sedih atas berpulangnya Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, terselip kisah ketabahan yang luar biasa dari putra Sutopo, Muhammad Ivanka Rizaldy Nugroho, Muhammad Aufa Wikantyasa Nugroho.
Keduanya tetap tegar serta tabah menghadapi ujian ini. Meski bersedih, Ivanka dan Aufa tetap tenang saat menghadiri pemakaman sang ayah di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sonoloyo Kabupaten Boyolali, Senin (8/7).
Tak hanya terlihat mata, ketegaran dan ketabahan anak Sutopo tersebut dibenarkan oleh Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo. Ganjar yang juga hadir dalam pemakaman mengatakan, bahwa dua anak Sutopo telah mewarisi ketegaran dan ketabahan sang bapak ketika menghadapi cobaan.
“Tadi malam saat saya ke rumah duka di Depok, anaknya mas Topo ini memeluk saya. Dia berbisik, pak Gubernur, sekarang bapak sudah tidak sakit lagi,” ungkap Ganjar.
Mendengar hal itu, Ganjar mengatakan langsung merinding. Baginya, kekuatan dan ketabahan itu tidak mungkin muncul dengan tiba-tiba.
“Sungguh, ketabahan keluarga yang saya lihat dan dengar ini pasti diturunkan oleh mas Topo,” ucapnya.
Anak Sutopo yang berbisik kepada Ganjar adalah Muhammad Ivanka Rizaldy Nugroho. Ivanka memang cukup dekat dengan Ganjar, karena beberapa kali ia bertemu Ganjar saat bersama ayahnya.
Ivanka tentu mengenang momen saat dirinya bertemu Ganjar bersama ayahnya dalam acara Mata Najwa di Boyolali, Februari lalu. Usai acara, Ivanka mendampingi ayagnya nge-vlog bersama Ganjar. Vlog itu sempat diunggah Sutopo pada twitternya melalui akun @Sutopo_PN pada 24 Februari.
Dalam video, Sutopo sempat mengejek kuliah Ganjar di UGM yang lama. “Saya kenal beliau (Ganjar Pranowo) dengan baik dan beliau betul-betul merakyat, sejak mahasiswa di UGM pun merakyat dan saking sayangnya beliau pada UGM waktu itu kuliah delapan tahun, saya kuliah 4,5 tahun…” tulisnya waktu itu.
Selain ketabahan yang luar biasa, di mata Ganjar, sosok Sutopo dikenal sebagai orang yang cerdas. Bagaimana tidak, dirinya mampu menginformasikan serta mengedukasi semua hal terkait kebencanaan kepada masyarakat luas dengan bahasa yang sederhana.
“Kalau tidak smart, tentu tidak bisa. Mas Topo ini memang anaknya cerdas, saya kenal lama karena saya pernah sekolah bareng,” kenangnya.
Sutopo menurut Ganjar banyak memberikan sumbangsih kepada bangsa dan negara. Hal itu terbukti atas prestasinya yang tidak hanya lokal, namun juga internasional. Dedikasinya patut dijadikan contoh semua anak bangsa.
“Sebagai profesional, mas Topo bisa menjadi contoh, bagaimana seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) mengabdikan diri pada bangsa dan negara. Ia cerdas, egaliter dan berkomitmen. Beliau orang langka, saya rasa kita semua kehilangan sosok beliau. Semoga, beliau tenang disisiNya,” pungkasnya.
Sutopo meninggal dunia di Guangzhou, China pada Minggu (7/7) dini hari. Ia meninggal dalam perjuangannya melawan kanker paru-paru yang didiagnosis menjangkitinya pada Desember 2017 lalu.
Almarhum Sutopo meninggalkan seorang istri, Retno Utami Yulianingsih dan dua orang anak. Mereka adalah Muhammad Ivanka Rizaldy Nugroho, Muhammad Aufa Wikantyasa Nugroho.
Dalam pemakaman tersebut, sejumlah tokoh penting juga memberikan penghormatan terakhir. Salah satunya adalah Kepala BNPB, Doni Monardo.
Doni mengatakan, bangsa Indonesia berduka dengan kepergian Sutopo. Ia dinilai sosok yang sangat vital dalam penanggulangan kebencanaan di Indonesia.
“Terimakasih kepada pak Topo karena telah mendedikasikan hidupnya demi kepentingan bangsa. Semoga kedepan, akan lahir Sutopo-Sutopo muda yang dapat melanjutkan perjuangan Pak Topo. Kami semua kehilangan,” ucapnya.JB