WARTAJEPARA – Penjabat Bupati Jepara Edy Supriyanta memimpin pendeklarasian Hari Ukir Nasional. Deklarasi 20 Agustus sebagai Hari Ukir Nasional dilakukan secara bersama-sama di Alun-Alun I Jepara, Sabtu (20/8/2022). Deklarasi ini menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk menjaga kelestarian seni ukir Jepara.
Penetapan Hari Ukir Nasional dimaksudkan untuk menciptakan momentum dan membangun strategi serta kepekaan bersama. Penjabat Bupati Jepara berharap, salah satu identitas kabupaten ini senantiasa terjaga kelestariannya.
Deklarasi ini menjadi bagian dari Festival Kemerdekaan Jepara Bangkit. Momen deklarasi Hari Ukir Nasional digemakan oleh semua pemangku kepentingan setempat. Mulai dari unsur Forkopinda, pengusaha, pengurus asosiasi, seniman ataupun pelestasi seni ukir, budayawan, akedemisi, pelajar, hingga masyarakat. “Mari kita jadikan moementum ini sebagai ikhtiar bersama dmei lestarinya seni ukir Jepara,” kata Pj Bupati.
Edy Supriyanta menjelaskan, seni ukir adalah hasil nyata peradaban Jepara yang diwariskan turun-temurun oleh para leluhur. Sejarah telah mencatat bahwa budaya lokal tersebut telah menghidupi masyarakat, hingga Jepara dikenal sebagai pusat ukir dunia.
“Peradaban seni ukir Jepara sudah dimulai sejak zamannya Ratu Shima, lalu eranya Ratu Kalinyamat. Berlanjut pada masanya R.A. Kartini, mempromosikan dalam Pameran Nasional Karya Perempuan di Den Haag Belanda pada 9 Juli – 21 September 1898,” tuturnya.
Bersamaan dengan deklarasi ini juga digelar lomba mengukir yang diikuti oleh pelajar dan masyarakat umum. Sejumlah pengukir perempuan juga terlihat antusias mengikuti lomba ini. Lomba ini juga menjadi upaya pelestarian ukir Jepara ini khususnya di kalangan generasi muda. (Jambrong)