WARTATIMES MUNGKID – Langkah Suminah (80) tampak tertatih saat memasuki GOR Desa Pagersari, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Kamis (31/3/2022). Dia langsung menuju kursi pendaftaran pengobatan gratis oleh RSUD Tugurejo Semarang, dalam rangkaian Bakti Sosial Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah.
Atasan batik seragam PKK yang dikenakan Suminah, menarik perhatian Ketua TP PKK Jateng Atikoh Ganjar Pranowo. Dia pun menghampiri warga Dusun Kamal itu dan mengajak mengobrol.
Awalnya, Atikoh menanyakan apakah Suminah termasuk kader PKK. Dan dijawab, kadang-kadang memang ikut PKK. Kemudian, Atikoh mulai menanyakan kondisi kesehatan Suminah.
Kepada Atikoh, Suminah mengaku kakinya pegal-pegal beberapa waktu belakangan ini. Karenanya, begitu tahu ada pengobatan gratis, Suminah langsung memanfaatkannya.
“Sehat-sehat njih mbah,” pesan Atikoh.
Keluhan yang sama juga disampaikan Nur Rohimah (67). Semula, warga Dusun Kamal ini tampak santai menanggapi pertanyaan Atikoh yang berjonggok di sampingnya. Tapi, begitu mengetahui jika yang berada di sebelahnya adalah istri Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Rohimah langsung hendak beralih turun dari kursinya.
“Nyuwun sewu, dalem dhateng nginggil (mohon maaf saya di atas),” ujarnya.
Atikoh mencegah Rohimah yang hendak ikut berjongkok.
“Mboten napa-napa bu. Panjenengan lenggah mawon (Tidak apa-apa, ibu duduk saja),” kata Atikoh.
Rohimah tak bisa menutupi kebahagiannya bertemu istri gubernur.
“Kula remen sanget. Matur sembah nuwun sampun rawuh (Saya sangat senang Terima kasih sudah datang),” ungkapnya.
Tidak hanya pengobatan gratis. Berbagai kegiatan diselenggarakan pada Baksos yang digelar dalam rangkaian Hari Kesatuan Gerak PKK ke-50 Tahun 2022. Mulai dari bantuan sembako, bibit tanaman, jamban, fasilitqs bank sampah, IVA test, pelatihan, hingga perpustakaan keliling.
Ketua TP PKK Jateng Atikoh Ganjar Pranowo menyampaikan, kegiatan kali itu bekerja sama dengan TP PKK Kabupaten, Baznas Provinsi Jateng, serta OPD pemprov. Untuk pengobatan gratis dengan sasaran 300 orang dari warga Desa Pagersari dan sekitarnya, melibatkan dokter umum, spesialis saraf, penyakit dalam, dan anak.
Ada pula dokter yang memberikan edukasi tentang kesehatan, termasuk cara cuci tangan pakai sabun. Harapannya, bisa membantu masyarakat untuk hidup sehat.
“Tadi kebanyakan mereka yang darah tinggi, pegal-pegal, boyoken. Mungkin kaitannya penyakit saraf karena di sini sedang musim panen, sehingga ibu-ibu oada ke sawah untuk pqnen, dan tentunya bawa barang berat. Terima kasih dokter-dokter dari RSUD Tugurejo. Masyarakat juga dapat edukasi PHBS, stunting, sehingga harapannya bisa mencegah stunting,” bebernya, didampingi Ketua TP PKK Kabupaten Magelang Tanti Zaenal Arifin, dan Sekda Kabupaten Magelang Adi Waryanto.
Diakui, bakti sosial kali itu terintegrasi dengan melibatkan OPD. Bahkan Baznas hadir dengan memberikan bantuan pelatihan bagi warga, sehingga dapat mendorong peningkatan perekonomian masyarakat.
Kepada masyarakat, Atikoh kembali mengingatkan agar tidak lengah, meski Omicron mulai melandai. Tetap perhatikan dan disiplin protokol kesehatan, agar kasus Covid-19 tidak lagi meningkat.
“Kita sudah belajar dua tahub, tinggal bagaimana kita menerapkan kebiasaan baru itu. Pakai masker harus, sehingga aktivitas berjalan normal, terhindar dari virus Covid-19. Gaya hidup sehat harus terus dilakukan, pola makan sehat, aktivitas fisik tetap harus dilanjutkan,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Atikoh juga melakukan peletakan batu pembangunan septic tank program jambanisasi di rumah Warni (39l), warga Dusun Tapen.
Warni pun terlihat bahagia bakal memiliki jamban.
“Alhamdulillah, dari kemarin susah, kalau anak mau BAB (buang air besar) nggak bisa. Paling nunut ke kakak saya. Alhamdulillah senang dapat bantuan,” ungkapnya.
Tak hanya itu, Atikoh juga meninjau pelaksanaan IVA test dan Sadarnis di tempat praktik Bidan Anis Aryanti, Dusun Tapen.
Handayani (49), warga Culengan, Desa Gondang, Mungkid, merasa terbantu dengan kegiatan tersebut. Menurutnya, pemeriksaan IVA secara gratis itu membantu masyarakat, terutama mereka yang perekonomiannya terbatas.
“Kami merasa, ibu-ibu itu banyak yang terganggu pada alat produksinya. Jadi, ini sangat membantu kami, apalagi kondisi habis Corona,” katanya. (Jambrong)