Beranda ReneGo Pentingnya Pendidikan Karakter bagi Siswa Sekolah Dasar di Tengah era digital

Pentingnya Pendidikan Karakter bagi Siswa Sekolah Dasar di Tengah era digital

0
0 0
Read Time17 Minute, 24 Second

Pendidikan karakter merupakan aspek krusial dalam membentuk masa depan generasi muda, terutama dalam era digital yang semakin maju. Namun, peran teknologi dalam membentuk karakter dan nilai-nilai moral menjadi semakin signifikan, dengan tantangan dan peluang yang terkait.

Penelitian ini mengeksplorasi persepsi stakeholder pendidikan terkait pentingnya pendidikan karakter di era digital, serta tantangan dan peluang yang dihadapi dalam mengintegrasikan teknologi dengan pembentukan karakter. Melalui studi kualitatif yang menggunakan wawancara dan observasi, temuan menunjukkan kesadaran yang ada dalam masyarakat pendidikan terhadap pentingnya pendidikan karakter di era digital.

Meskipun demikian, tantangan dalam penggunaan teknologi juga diakui, termasuk pengawasan yang kurang dan penggunaan yang kurang bertanggung jawab oleh siswa. Namun, teknologi juga memberikan peluang besar dalam menyediakan pendidikan karakter yang inovatif dan menarik. Implikasi dari temuan ini menyoroti perlunya

kolaborasi yang kuat antara semua stakeholder pendidikan untuk memanfaatkan potensi teknologi secara maksimal dalam membentuk karakter generasi muda untuk masa depan yang lebih baik.

 

Judul: Pentingnya Pendidikan Karakter bagi Siswa Sekolah Dasar di Tengah era digital

Pendahuluan

Pendidikan karakter terkhusus di Sekolah Dasar pada era digital. Melihat perkembangan zaman sekarang banyak anak-anak yang menggunakan teknologi untuk hiburan dan kurang memiliki moral serta sosial yang kurang baik dimasyarakat. Maka dari itu, pendidikan karakter sangat diperlukan untuk membentuk generasi yang berkualitas dengan menumbuhkan rasa sikap yang bertanggungjawab dalam menggunakan perkembangan teknologi di era digital. Pendidikan karakter juga dapat  membuat perkembangan dimensi pada anak secara kognitif, fisik, sosial-emosional, kreativitas dan spiritual secara optimal. Pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk dan membangun manusia yang taat kepada Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi aturan hukum, melaksanakan interaksi antar budaya, menerapkan nilai-nilai luhur budaya bangsa dan memantapkan landasan spiritual, moral dan etika sebagai kebanggaan bangsa Indonesia.

Pembahasan

Pendidikan karakter menjadi bagian terpenting untuk mewujudkan terbentuknya generasi dengan kualitas yang unggul, dan menjadi kunci untuk menjadikan anak Indonesia yang memiliki kualitas baik sehingga dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pendidikan karakter ini siswa tidak hanya akan belajar membedakan perilaku mana yang benar atau salah, perilaku yang baik atau buruk, akan tetapi akan membiasakan siswa untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai karakter yang ada sehingga tertanam dalam dirinya untuk selalu melakukan kebiasaan baik yang sesuai dengan nilai-nilai karakter. Apabila nilai-nilai karakter telah tertanam sejak dini, maka siswa akan dapat membentengi diri terhadap hal-hal yang tidak baik, sehingga lebih siap dalam menghadapi era 4.0.(F.Nugroho, 2020).

Di era globalisasi ini manusia dengan sangat mudah menggunakan teknologi yang ada dan bukan hanya orang dewasa namun juga anak-anak. Teknologi saat ini digunakan dalam dunia pendidikan karena sangat membantu proses pembelajaran dan pengembangan ilmu pengetahuan. Selain itu, teknologi juga mampu digunakan sebagai alat komunikasi antara pendidik dan peserta didik. Namun, bagaimanapun juga teknologi mempunyai dampak positif maupun negatif dalam ranah pendidikan. Ada beberapa yang kita ketahui bahwa adanya kasus cyberbullying, tawuran antar pelajar, kekerasan bahan pelecehan seksual pada anak merupakan lemahnya karakter bangsa. Maka dari itu, karakter bangsa yang baik harus dibentuk dan dididik sejak dari dini agar masyarakat mampu menanamkan sifat-sifat dan perilaku yang baik sejak dini sehingga dapat memutuskan angka kriminal pada kasus-kasus di atas.(H.Sukma, 2021)

Tantangan terbesar yang dihadapi oleh pendidikan adalah masalah karakter peserta didik. yang tidak hanya terfokus pada peserta didik jenjang SMP atau SMA saja, tetapi juga sudah mulai masuk pada jenjang SD. Sebagai contoh dampak pendidikan adbad 21 adalah sebagian besar anak SD sudah diberikan handphone yang canggih, hal ini sangat jauh dari kesan kehidupan anak-anak. Dampak yang mulai terlihat adalah pesatnya perkembangan teknologi HP yang sudah mulai mengakar ini memberikan dampak yang positif juga dampak negatif. Tentu dampak positif dari munculnya teknologi adalah semakin mudahnya akses informasi dan komunikasi, serta transportasi. Sedangkan dampak negatif yang ditimbulkanpun tidak cukup sedikit, kemajuan teknologi membuat anak menjadi pribadi yang malas, sering merasa bahwa dia memiliki dunia sendiri, menjadi pribadi anti sosial karena lebih senang berinteraksi dengan HP. Yang kemudian akibat dari faktor negatif adalah tidak tertanamnya pendidikan karakter.(Info, 2021)

Minimnya perlindungan digital dimedia social disebabkan faktor kurangnya keamanan digital yang dimiliki akun masing- masing pengguna media social. Penyebabnya yakni kurangnya perlindungan digital yang terjadi searah misalnya mengabaikan pengaturan privasi, suka membuat user name yang menarik, kebiasaan lupa log out, memasang foto seksi, membuka pesan tak terindetifikasi, memberikan password pada teman, tidak sopan dalam komunikasi dalam dunia maya, malas.(Aderibigbe, 2018)

Munculnya banyak kasus yang destruktif dalam konteks kebangsaan, misalnya terjadinya sentimen antar etnis, perselisihan antar suku, kasus-kasus narkoba, tawuran antar pelajar, kekerasan terhadap anak, begal di mana-mana, kasus Bullying, menunjukkan karakter kebangsaan yang lemah. Pembentukan karakter sedari dini akan menumbuhkan budaya karakter bangsa yang baik dan kunci utama dalam membangun bangsa. Pendidikan karakter bertujuan agar peserta didik sebagai penerus bangsa mempunyai akhak dan moral yang baik, untuk menciptakan kehiupan berbangsan yang adil, aman dan makmur. (Sukma, 2021).

Pembelajaran interaktif merupakan pembelajaran yang digunakan guru pada saat menyajikan bahan pelajaran di mana guru pemeran utama dalam menciptakan situasi interaktif yang edukatif. Dengan kata lain interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan dengan sumber pembelajaran dalam menunjang tercapainya tujuan belajar. Media dapat dijadikan salah satu media alternatif bagi siswa untuk pembelajaran mandiri dan pendidik dalam menyampaikan materi. Pada proses seorang guru mengajar, guru harus mampu mengajak siswa untuk mendengarkan apa yang disampaikan guru, dan menyajikan media yang dapat dilihat dan mudah dicerna oleh siswa, serta memberi kesempatanpada siswwa untuk menulis dan mengajukan pertanyaan, tanggapan, dan pernyataan sehingga terjadi dialog kreatif timbal balik terjadinya dialog yang menunjukkan proses belajar mengajar interaktif.(Gani & Saddam, 2020)

Pendidikan adalah proses perubahan tingkah laku, menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup agar para pelajar menjadi lebih dewasa dalam pemikiran dan sikap. Pendidikan di era digital sangat pesat, kemajuan dalam bidang teknologi tidak hanya dinikmati oleh orang dewasa, tetapi para remaja juga bisa menikmati hasil perkembangan teknologi saat ini. Dalam dunia pendidikan, teknologi juga banyak dimanfaatkan sebagai sarana interaksi jarak jauh antara masyarakat di berbagai wilayah. Perkembangan teknologi juga mempunyai dampak positif dan negatif. Munculnya banyak kasus, misalnya terjadi perselisihan, kasus-kasus narkoba, tawuran antar pelajar di masyarakat yang menunjukan pendidikan karakter yang kurang baik. Maka dari itu pembentukan karakter sedari dini sangatlah diperlukan dan harus dilakukan untuk menumbuhkan karakter bangsa yang baik. Dalam pelaksanaannya, pendidikan karakter memerlukan peneladanan dan pembiasaan. Pembiasaan untuk berbuat baik seperti berperilaku jujur, tolong menolong, dan toleransi. Pembentukan karakter tidak terbentuk secara instan tetapi harus dilatih secara serius. Pendidikan karakter bertujuan agar pelajar menjadi penerus bangsa yang mempunyai akhlak dan moral yang baik.(Tsoraya et al., n.d.)

  1. Transformasi Pendidikan di Era Digital

Kemajuan teknologi digital telah merombak cara kita belajar dan mengajar. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) kini menjadi bagian integral dari proses pembelajaran di sekolah-sekolah, universitas, dan bahkan di rumah. Pendidikan di era digital tidak lagi terbatas pada ruang kelas fisik; banyak sekolah dan lembaga pendidikan yang mengintegrasikan pembelajaran online melalui platform digital, yang menawarkan fleksibilitas, aksesibilitas, dan kesempatan untuk belajar kapan saja dan di mana saja.

Beberapa perubahan utama yang terjadi dalam pendidikan di era digital adalah:

  • Pembelajaran Berbasis Teknologi: Penggunaan e-learningaplikasi edukasi, dan video konferensi telah menjadi bagian dari pembelajaran sehari-hari. Siswa dapat belajar melalui video, simulasi, dan game edukatif yang menarik.
  • Akses ke Sumber Belajar Global: Internet menyediakan akses tak terbatas ke sumber-sumber pengetahuan dari seluruh dunia, seperti artikel ilmiah, kursus online, serta perpustakaan digital.
  • Pembelajaran Mandiri dan Personalisasi: Teknologi memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan mereka sendiri, menyesuaikan bahan ajar sesuai dengan kebutuhan dan minat individu melalui pendekatan personalized learning.
  1. Tantangan Pendidikan di Era Digital

Meskipun era digital menawarkan banyak peluang, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi untuk memastikan pendidikan dapat berjalan dengan efektif dan inklusif. Berikut adalah beberapa tantangan yang dihadapi dalam dunia pendidikan di era digital:

  1. Kesenjangan Akses Teknologi

Tidak semua siswa memiliki akses yang sama terhadap teknologi digital. Kesenjangan digital atau digital divide menjadi salah satu tantangan terbesar, terutama di daerah pedesaan atau daerah tertinggal yang mungkin kurang memiliki infrastruktur internet yang memadai. Hal ini dapat menciptakan ketimpangan dalam kesempatan belajar antara siswa yang memiliki akses ke teknologi dan yang tidak.

  1. Kesiapan Guru dan Siswa

Teknologi yang berkembang pesat memerlukan keterampilan digital baik bagi guru maupun siswa. Banyak guru yang masih belum siap atau belum terlatih dalam menggunakan teknologi sebagai alat pembelajaran, sementara siswa juga harus memiliki literasi digital yang memadai untuk dapat memanfaatkan teknologi dengan benar.

  1. Tantangan dalam Pembelajaran Jarak Jauh

Pembelajaran online atau jarak jauh memiliki beberapa kelemahan, seperti kurangnya interaksi langsung antara guru dan siswa, serta tantangan dalam menjaga motivasi dan disiplin siswa. Tanpa pengawasan yang ketat, pembelajaran online bisa menjadi kurang efektif jika siswa tidak berperan aktif.

  1. Keamanan dan Privasi

Dengan meningkatnya penggunaan teknologi, ancaman terhadap keamanan data dan privasi juga meningkat. Penting untuk memastikan bahwa data siswa dan guru dilindungi dengan baik dari serangan siber atau penyalahgunaan informasi pribadi.

  1. Peluang yang Ditawarkan Era Digital bagi Pendidikan

Di balik tantangan tersebut, era digital juga membawa peluang besar yang dapat memajukan pendidikan ke arah yang lebih baik. Beberapa peluang yang dapat dimanfaatkan dalam pendidikan di era digital antara lain:

  1. Pengembangan Keterampilan Abad ke-21

Era digital menuntut keterampilan baru yang sangat dibutuhkan di dunia kerja, seperti keterampilan berpikir kritiskolaborasikomunikasi, dan pemecahan masalah. Selain itu, keterampilan digital literacy atau literasi digital, yang mencakup kemampuan menggunakan teknologi secara efektif, menjadi krusial. Melalui pendidikan berbasis teknologi, siswa dapat dilatih untuk menguasai keterampilan-keterampilan ini sejak dini.

  1. Peningkatan Inovasi Pembelajaran

Dengan adanya teknologi, proses pembelajaran menjadi lebih dinamis dan inovatif. Guru dapat menggunakan metode pembelajaran yang interaktif seperti game-based learningvirtual reality (VR), atau augmented reality (AR) untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih menarik dan mendalam.

  1. Pembelajaran Global dan Terbuka

Teknologi memungkinkan siswa untuk terhubung dengan dunia yang lebih luas. Mereka dapat mengikuti kursus online dari universitas ternama di seluruh dunia melalui platform seperti CourseraedX, atau Khan Academy, dan belajar dari berbagai sumber belajar yang tersedia secara gratis. Hal ini membuka pintu bagi pendidikan global dan memungkinkan siswa untuk mendapatkan pengetahuan tanpa batas geografis.

  1. Pembelajaran Seumur Hidup (Lifelong Learning)

Era digital mendorong konsep lifelong learning atau pembelajaran seumur hidup, di mana individu terus belajar sepanjang hidup mereka, baik secara formal maupun informal. Dengan adanya akses ke sumber daya online, seseorang dapat terus mengembangkan keterampilannya, memperbarui pengetahuannya, dan mempersiapkan diri untuk berbagai perubahan di dunia kerja.

  1. Peran Guru dalam Pendidikan di Era Digital

Di era digital, peran guru tidak lagi terbatas pada penyampaian informasi secara satu arah. Guru kini harus menjadi fasilitatormotivator, dan pembimbing yang membantu siswa untuk menemukan pengetahuan dan mengembangkan keterampilan secara mandiri. Beberapa peran penting guru dalam era digital adalah:

  • Membimbing Siswa dalam Menggunakan Teknologi: Guru harus memastikan bahwa siswa tidak hanya bisa menggunakan teknologi, tetapi juga memahami cara memanfaatkannya dengan bijak dan bertanggung jawab.
  • Mendorong Kolaborasi dan Kreativitas: Teknologi memungkinkan siswa untuk bekerja secara kolaboratif, bahkan dengan teman-teman di berbagai belahan dunia. Guru perlu mendorong siswa untuk menggunakan teknologi dalam proyek-proyek kreatif dan inovatif.
  • Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis: Di era banjir informasi, penting bagi guru untuk mengajarkan siswa cara berpikir kritis, menilai validitas informasi yang mereka temui secara online, dan menggunakan informasi tersebut secara efektif.
  1. Masa Depan Pendidikan di Era Digital

Pendidikan di era digital akan terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi. Artificial Intelligence (AI)Big Data, dan Internet of Things (IoT) diperkirakan akan semakin memperkaya dunia pendidikan, memungkinkan personalisasi pembelajaran yang lebih tinggi dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih adaptif terhadap kebutuhan masing-masing siswa.

Dengan memahami pentingnya pendidikan di era digital, sekolah, guru, dan orang tua harus berkolaborasi untuk memastikan bahwa teknologi digunakan dengan cara yang mendukung pembelajaran yang positif, efektif, dan inklusif. Pembekalan keterampilan digital yang kuat dan kemampuan beradaptasi dengan perubahan teknologi adalah kunci bagi siswa untuk sukses di masa depan.

Pendidikan di era digital tidak hanya tentang pengenalan teknologi dalam pembelajaran, tetapi juga tentang mempersiapkan generasi yang mampu beradaptasi dengan cepat dalam dunia yang terus berubah. Dengan memanfaatkan teknologi secara bijak, memperhatikan tantangan, dan memaksimalkan peluang, kita dapat menciptakan sistem pendidikan yang lebih inklusif, efektif, dan siap menghadapi tantangan global. Di tangan generasi yang terdidik dengan baik, masa depan dunia akan semakin cerah dan penuh inovasi.

  1. Tantangan Diera Digitalisasi

Dalam upaya meningkatkan literasi digital, mekanisme pembimbingan dapat dilakukan secara bertahap sebagai berikut: Memberikan pemahaman tentang pentingnya perlindungan data pribadi dan kesadaran akan bahaya penyalahgunaan data yang tidak bertanggung jawab. Mengajarkan tata krama dan etika dalam berinteraksi di dunia maya, karena internet merupakan bagian dari dunia nyata dan membutuhkan perilaku yang sama. Mengarahkan untuk mencari sumber informasi kredibel dan menghindari penyebaran berita palsu (hoax) dengan mengajarkan kemampuan memeriksa kebenaran informasi sebelum mempercayainya. Memprioritaskan kebermanfaatan dalam penggunaan internet, menghindari menghabiskan waktu pada hal-hal yang kurang bermanfaat, serta menyadarkan siswa tentang pentingnya selektivitas dalam memperoleh informasi. Mendorong sikap saling menghargai dan menjaga keharmonisan dalam dunia digital, menghindari perilaku perundungan (cyber bullying) dan mengajarkan siswa untuk menghadapi perbedaan pendapat dengan bijaksana dan tanpa melakukan penindasan. Salah satu tantangan utama dalam pendidikan Islam di era digital adalah memastikan keaslian dan keandalan konten yang disampaikan melalui teknologi digital. Dalam era informasi yang begitu cepat dan berlimpah, perlu ada pengawasan yang ketat untuk mencegah penyebaran konten yang salah, tidak akurat, atau tidak sesuai dengan ajaran Islam. Pendidik perlu memastikan bahwa. materi yang disampaikan melalui teknologi digital tetap konsisten dengan prinsip-prinsip Islam dan dapat diandalkan sebagai sumber informasi yang akurat dan sahih. Ada pula tantangan terkait kesenjangan aksesibilitas teknologi. Beberapa daerah mungkin tidak memiliki akses yang memadai terhadap infrastruktur teknologi, sehingga membatasi aksesibilitas pendidikan Islam melalui platform digital. Kesenjangan ekonomi juga dapat mempengaruhi kemampuan individu untuk memanfaatkan teknologi digital dalam pendidikan Islam. Upaya harus dilakukan untuk mengatasi kesenjangan ini dan memastikan bahwa pendidikan Islam melalui teknologi digital dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali. Namun, di tengah tantangan tersebut, terdapat peluang besar yang dapat dimanfaatkan. Teknologi digital membuka pintu bagi akses pendidikan Islam yang lebih luas dan global. Melalui platform online, individu dari berbagai belahan dunia dapat mengakses sumber daya pendidikan Islam yang berkualitas tinggi. Hal ini memungkinkan penyebaran pengetahuan agama secara global dan meningkatkan pemahaman dan toleransi antarbudaya. Dengan pendekatan yang tepat, pendidikan Islam dapat mencapai audiens yang lebih luas dan memberikan manfaat yang positif bagi umat Muslim di seluruh dunia(Mikraj & Hajri, 2023).

Kesenjangan antara pengetahuan karyawan dan perkembangan keamanan siber. Akar masalah dari kerentanan, 52% diantaranya dinilai berasal dari kesalahan karyawan yang dilakukan secara tidak sengaja, seperti salah copy file, salah kirim file, meninggalkan komputer dalam keadaan terbuka saat tidak dipakai, dan lain-lain. Ponemon Institute dalam studinya mengatakan, satu dari empat kebocoran data disebabkan oleh orang dalam yang dilakukan sengaja dengan motivasi finansial, spionase dan persaingan bisnis. Oleh karena itu, untuk menghadapi tantangan keamanan di Industri 4.0, pelaku bisnis diimbau untuk menggunakan solusi keamanan Perlu diketahui juga ada enam langkah penting dalam merencanakan dan merancang keamanan siber. Keenam langkah itu adalah penaksiran aset dan risko, membangun kebijakan, pemilihan perangkat dan pelaksanaan, implementasi, edukasi ke seluruh pemangku kebijakan, dan pengujian sistem secara berkelanjutan (Rahmawati, 2019).

  1. Dampak Yang Terjadi Diera Digitalisasi

Era digital memiliki dampak positif serta negatif dan itu berlaku pula dalam dunia pendidikan. Urgensi pendidikan karakter sebagai cara mencapai masyarakat demokratis dimana memiliki cita-cita menghargai, menjaga keadilan, adanya kesetaraan, rasa peduli sesama, dan tolong menolong. Mewujudkan pendidikan berkarakter sama saja dapat menanam nilai karakter pada peserta didik yang dimana dengan tujuan membentuk generasi yang berkualitas. Tujuannya yakni sebagai wadah fasilitas dalam mengembangkan nilai tertentu yang dapat diwujudkan pada peserta didik hingga akhir hayat. Era digital memanfaatkan tekonologi secara baik menjadikan kunci dari pendidikan karakter dalam dunia pendidikan. Akan tetapi penyimpangan yang terjadi akibat penyalahgunaan teknologi internet membuat moral menurun, pengetahuan yang kurang, bahkan karakter yang baik. Pendidikan karakter dianggap sebagai solusi untuk mewujudkan generasi yang berkualitas terutama diera digital ini, terutama untuk mahasiswa. Pendidikan karakter perlu dilakukan secara komprehensif dan melibatkan seluruh pihak terkait. Fungsi pendidikan karakter ialah sebagai pembentukan serta pengembangan potensi pelajar agar dapat berfikir, berhati serta berperilaku baik sebagaimana filsafat hidup dasar negara yaitu pancasila.(S.Ngamanke, 2014)

Kehidupan sosial adalah kehidupan yang di dalamnya terdapat unsur-unsur sosial/kemasyarakatan. Sebuah kehidupan disebut sebagai kehidupan sosial jika di sana ada interaksi antara individu satu dengan individu lainnya, dan dengannya terjadi komunikasi yang kemudian berkembang menjadi saling membutuhkan kepada sesama. Dalam hal yang terjadi di lapangan, kehidupan sosial sangat erat kaitannya dengan bagaimana bentuk kehidupan itu berjalan. Dalam hal ini, ada dua kehidupan sosial yang secara umum tampak, yaitu kehidupan sosial di pedesaan dan kehidupan sosial di perkotaan. Pada zaman sekarang ini, sering kita membedakan antara masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan. Perbedaan tersebut sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan pengertian masyarakat sederhana, karena dalam masyarakat modern, betapa pun kecilnya suatu desa, pasti ada pengaruhpengaruh dari kota. Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan pada hakikatnya bersifat gradual. Kita dapat membedakan antara masyarakat desa dan masyarakat kota yang masing-masing memiliki karakteristik tersendiri. Masing-masing mempunyai sistem yang mandiri, dengan fungsi- fungsi sosial, struktur serta proses-proses sosial yang sangat berbeda, bahkan kadang- kadang dikatakan “berlawanan” pula (m.dengan, 2022)

  1. Penguatan Pendidikan Karakter

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang menjadi sasaran program penguatan pendidikan karakter (PPK). Hal tersebut tertuang dalam PP Nomor 87 Tahun 2017 tentang penguatan pendidikan karakter. Nilai-nilai yang utama dari PPK adalah religius, nasionalisme, integritas, kemandirian dan kegotongroyogan. Dengan kata lain, bahwa gerakan penguatan pendidikan karakter adalah fondasi dan ruh utama dari pendidikan. Diselengegarakannya penguatan pendidikan karakter di lembaga formal adalah dengan tujuan untuk mengembangkan perilaku peserta didik agar tidak saja memiliki pengetahuan yang baik tetapi juga dituntut untuk memiliki perilaku dan sikap yang mulia serta memiliki daya saing untuk menghadapi era digital. Pada dasarnya, penyelenggaraan penguatan pendidikan karakter di lembaga formal telah tertuang pada program Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025. Pemerintah telah menetapkan pembangunan pendidikan karakter menjadi salah satu prioritas dalam pembangunan nasional. Dasar untuk menyelenggarakan visi pembangunan nasional untuk membangun pendidikan karakter yakni dengan menciptakan masyarakat yang bermoral, berakhlak mulia, berbudaya, beretika, dan beradap sesuai dengan dasar falsafah Pancasila (Kemendiknas, 2010). Di samping itu, untuk mewujudkan hal tersebut peran lembaga pendidikan formal sangat esensial dalam membentuk karakter generasi muda (generasi digital native) agar memiliki kepribadian dan perilaku yang berkarakter. Oleh karena itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah merancang kurikulum pendidikan karakter untuk meningkatkan mutu karakter peserta didik. Akan tetapi, dalam penyelenggaraannya kurikulum tersebut dinilai belum mampu sepenuhnya mencapai tujuan untuk peningkatakn kualitas karakter bagi peserta didik yang notabenenya adalah generasi digital native. Faktor utama hal tersebut terjadi karena pengaruh eksternal seperti munculnya fenomena digitalisasi dan globalisasi dinilai mempengaruhi kepribadian peserta didik untuk meningkatkan perannya sebagai manusia yang berkarakter.

Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa pentingnya peranan Pendidikan dalam menghadapi tantangan diera digitalisasi. Sekolah memiliki peranan penting dalam membentuk karakter peserta didik. Begitu pentingnya nilai-nilai karakter penulis berusaha untuk meniliti nilai nilai karakter. konsep pendidikan yang dijalankan sebenarnya adalah konsep effective school yaitu bagaimana menciptakan lingkungan yang efektif bagi anak didik sebagai konsekuensinya, anak-anak didik diberi waktu lebih banyak dilingkungan sekolah.

Pentingnya peranan Pendidikan karakter dalam menghadapi tantang diera digitalisasi dapat dikembangkan dengan model multi literasi, artinya siswa tidak hanya diajarkan untuk mengikuti standar Pendidikan kararkter tetapi juga perlu dibekali dengan literasi lain di lingkungan digital saat ini. Informasi yang dihasilkan dapat menjadi pengetahuan baru dan mampu membangun masyarakat yang lebih baik dengan menggunakan perangkat digital secara etis, santun, bertanggung jawab dengan memperhatikan aspek sosial, budaya, ekonomi dan hukum yang melingkupi informasi digital. Budaya literasi tradisional seperti menulis, membaca dan mendengarkan masih dibutuhkan di lingkungan digital untuk meningkatkan kemampuan literasi digital bagi generasi digital natives.

 DAFTAR REFERENSI

F.Nugroho, D. S. (2020). Pentingnya Pendidikan Karakter pada Siswa Sekolah Dasar di Era 4.0. Kurios6(2), 289.

H.Sukma. (2021). No Title Pentingnya Pendidikan Karakter pada Anak Sekolah Dasar di Era Digital Priscila. Prosiding Seminar Nasional Dies Natalis 41 Utp Surakarta1(01), 85–92.

Info, A. (2021). Jurnal Teknologi Pembelajaran ( JTeP ) Pentingnya Pendidikan Karakter Dalam Menghadapi Education Technology The 21 st Century1, 14–22.

Aderibigbe. (2018). No Title Tindakan Bullying di Media Sosial dan Pencegahannya. Energies6(1), 1–8.

H.Sukma. (2021). No Title Pentingnya Pendidikan Karakter pada Anak Sekolah Dasar di Era Digital Priscila. Prosiding Seminar Nasional Dies Natalis 41 Utp Surakarta1(01), 85–92.

Gani, A. A., & Saddam, S. (2020). Pembelajaran Interaktif Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Mobile Learning di Era Industri 4.0. CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan8(1), 36. https://doi.org/10.31764/civicus.v8i1.1849

Tsoraya, N. D., Khasanah, I. A., Asbari, M., & Purwanto, A. (n.d.). Literaksi : Jurnal Manajemen Pendidikan Pentingnya Pendidikan Karakter Terhadap Moralitas Pelajar di Lingkungan Masyarakat Era Digitalxx(xx), 7–12.

Mikraj, A. L., & Hajri, M. F. (2023). Pendidikan Islam di Era Digital : Tantangan dan Peluang pada Abad 214(1), 33–41.

Rahmawati, C. (2019). Tantangan dan Ancaman Keamanan Siber Indonesia di Era Revolusi Industri 4.0. Seminar Nasional Sains Teknologi Dan Inovasi Indonesia (SENASTINDO AAU)1(1), 299–306. https://aau.e-journal.id/senastindo/article/view/116

Penulis : Siti Qomariyah Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini