Wartapati.com – Jepara 10 ribu paket sembako di salurkan kepada dhuafa secara simbolis dalam kegiatan Pentasyarufan Zakat dan Infaq Peduli Covid-19 di Ruang Sosrokartono Setda Jepara, Senin (18/5/2020) oleh LAZISNU.
Ketua LAZISNU Jepara Moh. Ma’shum Abdul Hamid mengungkapkan, sebelum kepada para dhuafa, pihaknya telah menyalurkan bantuan serupa kepada seribu yatim piatu. “Untuk yang kepada dhuafa ini, karena jumlahnya banyak bisa jadi sampai setelah lebaran baru selesai di distribusikan,” kata Ma’shum, usai kegiatan.
“Di Jepara sebenarnya potensi zakal mal sangat besar. Berdasarkan perhitungan kita, bisa mencapai 500 milyar. Ini yang perlu di maksimalkan. Sebab saat ini saja dari kotak koin yang sudah dijalankan oleh LAZISNU potensinya juga lumayan,” jelasnya.
Ma’shum menambahkan, tahun ini pihaknya menargetkan bisa mengumpulkan Rp.30 milyar dari infaq, zakat dan sedekah. Akan tetapi, karena ada pandemi Covid-19, hingga cukup menghambat
Hadir dalam kegiatan ini Pelaksana Tugas Bupati Jepara Dian Kristiandi, Kepala Kantor Kementrian Agama Jepara Moh. Habib, Ketua BAZNAS Jepara Masunduri dan sejumlah pihak terkait.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Bupati Jepara Dian Kristiandi mengapresiasi program yang dilakukan oleh LAZISNU Jepara. Pihaknya mengajak kepada semua elemen masyarakat baik LAZISNU maupun BAZNAS yang bergerak dibidang yang sama untuk bersinergi dengan pemerintah bergerak bersama.
“Jika semua pihak baik ormas dan lainnya bergerak bersama, maka persoalan yang ada di masyarakat bisa diselesaikan bersama,” kata Andi.
Andi berharap, ke depan kegiatan yang dilakukan ini bisa semakin meningkat jumlahnya. Selain itu juga menginspirasi kelompok-kelompok yang lain untuk turut melakukan hal yang sama. “Yang juga harus dilatih yakni menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk berderma dengan orang lain,” imbuhnya.
Andi sepakat jika potensi zakat yang besar harus dikelola dengan baik. Akan tetapi, Andi menyarankan agar pengelolaannya harus dikembangkan untuk kegiatan usaha yang lebih bermanfaat. “Saya sangat senang jika kegiatan usaha yang dilakukan menuju pada ketahanan pangan. Hal itu lantaran, hingga saat ini belum dikatahui sampai kapan Covid-19 ini akan berakhir,” imbuhnya.
Dengan kondisi ini, lanjut Andi, semuanya harus mengedukasi masyarakat untuk membiasakan pola hidup sehat sesuai dengan protokol Covid-19 sehingga kewajiban sosial tidak terganggu. “Ke depan harapannya, kebiasaan sehat yang dijalankan selama pandemi ini bisa menjadi budaya,” jelasnya.
Kontributor : Jambrong
Editor : Dianovery