Perasaan ragu, bisa dipastikan semua individu pernah mengalami. Siapapun Anda, suasana kurang nyaman tersebut tentu pernah hinggap di hati. Disadari atau tidak, terkadang menjadi penghalang seseorang meraih cita-citanya.
Ada beberapa hal yang jadi pemicu. Namun penentu sikap ini terletak pada kemampuan diri seberapa besar seseorang mampu mengatasi. kenali faktor pencetusnya, lakukan langkah seperti berikut!
- Percaya diri
Percaya diri terbentuk dari keyakinan atas skill yang dimiliki. Bila hal itu berhubungan dengan profesi yang hendak ditekuni. Misalnya ingin melamar pekerjaan atau dapat pula pada saat akan mendirikan sebuah bisnis.
Tapi yang harus Anda pikirkan dari semua itu adalah tentang kesiapan ketrampilannya. Jika yakin bisa mengerjakan, mengapa ragu? Bila merasa belum sesuai yang diinginkan perusahaan bersangkutan atau target pasar bila ingin berbisnis, lebih baik mengasah dan memperbaikinya lagi.
Tidak perlu memaksakan kehendak, sehingga berujung fatal. Nama baik hancur atau menderita kerugian. Modal nekad, memang dibutuhkan. Tapi nekad saja tanpa bekal skill dan ilmu memadai, merupakan tindakan bodoh. Jadi jangan dilakukan!
- Mengukur seberapa besar risiko yang diderita
Tak ada keputusan yang tanpa risiko. Entah besar atau kecil, kebijaksanaan yang Anda ambil akan berdampak besar pada kehidupan di masa mendatang. Bukan hanya soal bisnis, impian, menentukan pasangan hiduppun, sebaiknya memikirkan akibat yang ditimbulkan sesudahnya.
Bukan bermaksud itung-itungan untung rugi. Tapi semua diambil atas dasar pertimbangan matang. Sebab tentunya Anda tak ingin mengalami kekecewaan, penderitaan, kerugian, sakit hati dan apapun itu, setelah keputusan.
Bila memang harus mengorbankan hal kecil demi mendapatkan jauh yang lebih baik lagi, lakukanlah. Hanya saja dibedakan keadaan yang tengah dihadapi. Masalah bisnis atau impian tentu tak akan pernah sama, kala memutuskan hendak memilih kekasih bukan? Karena hal tersebut menyangkut perasaan orang lain di dekat Anda.
- Meminta pertimbangan orang lain
Tak ada salahnya meminta pertimbangan dari orang lain. Baik atau buruk, setiap individu tentu miliki pandangan berbeda. Orang tua, sahabat atau teman dekat akan memberi pendapat pada Anda, untuk dijadikan bahan masukan.
Di samping bisa membantu meringankan keraguan di hati, pikiran juga menjadi tenang. Tidak ada rasa gundah sebab salah memilih.
- Berdoa
Berdoa menjadi jalan terakhir yang bisa Anda ambil, ketika orang di sekitar sudah Anda pandang tidak bisa menolong. Hanya keberadaan Tuhan yang bisa membantu. Dengan cara memperbanyak amal dan ibadah kepada-Nya, pertolongan itu diberikan.
Percayalah, tak ada keputusan yang tanpa risiko sesudahnya. Apakah baik atau buruk, besar atau kecil, menyakitkan atau menyenangkan, selalu keduanya menjadi sisi mata uang yang tak dapat dipisahkan. Meskipun Anda merasa sudah tepat dan bijak memilih, imbas-imbas demikian tetap sukar dihilangkan.
Tak ada yang pilihan yang benar dan sempurna. Seperti risiko, hikmah atau nilai kebaikan akan juga menyertai. Pahami hal tersebut, agar damai hati Anda. Supaya keraguan tak selamanya memainkan peranan di hati dan otak.
Singkirkan keraguan! Berpikirlah tentang diri Anda, jangan selalu menuruti keinginan orang lain di mana jiwa Anda merasa tersiksa. Anda tak selamanya harus berkorban demi kepentingan mereka.
Tetap sayangi dan hormati kebahagiaan Anda. Sebab diri sendiri juga membutuhkan perasaan itu, berhentilah untuk fokus memikirkan perasaan dan pendapat orang lain, yang belum tentu Anda merasa nyaman dan diuntungkan. Tetap semangat!